Liputanmetrosumut || Simalungun – Sumut- Dengan bebas dan sesuka hati berinisial MS memasuki ladang /lahan pertanian masyarakat penduduk Nagori (Desa) Doloksaribu, kecamatan Dolok Pardamean, kabupaten Simalungun baik Siang terutama di malam hari dengan alasan berburu musang dan burung sudah meresahkan petani.
Wesly RR Saragih mengungkapkan yang Dia alami dan keresahan masyarakat Doloksaribu kepada wartawan Liputanmetrosumut mengatakan, “MS yang selalu menggunakan senjata type laras panjang sejenis senapang yang bisa membunuh babi hutan adalah senjata andalannya yang terkesan modal arogannya terhadap siapa saja yang keberatan apalagi yang menegor atau melarangnya.
Belum lama ini Wesly Sekretaris salah satu LSM itu, juga sebagai pemuda desa aktif bertani diladang orangtuanya sudah berulangkali mengingatkan dan menegor MS agar supaya kiranya jangan berburu sesuka hatinya memasuki yang bukan ladangnya sendiri atau memijak ladang pertanian orang lain terutama di malam hari karena masyarakat mengeluhkan kerusakan tanamannya dipijaki oleh MS dengan 2-3 orang yang menemaninya setiap melakukan aksi berburu nya
Wesly menyampaikan keluhannya kepada wartawan liputanmetrosumut, “satu kali, dua kali hingga tiga kali kuingatkan pak, MS tidak hiraukan dan tidak peduli, kemudian saya tegor bahwa dia memasuki ladang orang di malam hari sesuka hatinya berdampak merugikan petani karena tidak terhindar dari kerusakan tanaman yang terpijak dan diduga ada hubungannya juga dengan hilangnya bahan / peralatan tani (berupa, pompa, mesin-pompa, pestisida dll) dari gubuk ladang masyarakat, namun sebaliknya MS marah marah dan mengajak saya berantam(fight) di Siantar, namun karena saya sibuk dengan pertanian, saya tidak gubris”.
Dan di hari Senin, jam 09.00 wib (10/03/2025) tanpa rasa curiga dan kebetulan saya lewat tidak jauh dari rumahnya jumpa di jalan, MS turun dari Sepeda motornya langsung menyetop perjalanan saya yang sedang mengenderai sepeda motor dan membentak saya dan tak terelakkan terjadi pertengkaran dan perkelahian tunjang – menunjang serta adu pukulan dengan tangan kosong dan berhasil dilerai Rismen Sitopu” jelas Wesly
Lanjut Wesly, ” Hal inilah Pak dan terkait keresahan masyarakat dampak berburu sesuka MS memasuki ladang masyarakat sebagai masalah yang saya sampaikan dalam Konseling dengan APH(Polres Simalungun) dan saya menerima petunjuk dari Polres: mempersilahkan saya menyurati Kapolsek Dolok Pardamean atau meminta Polsek setempat supaya segera menanggapi-mengembangkan hal dimaksud serta mengamankan senjata berburu yang terindikasi turut penyebab keresahan masyarakat sesuai tupoksi dan Presisi Kamtibmas Polsek setempat, terangnya.
Melalui terbitnya berita masalah yang saya sampaikan ini Pak, diminta kepada APH : Kapolres Simalungun dengan jajarannya Polsek Dolok Pardamean supaya segera menindak lanjuti serta meminta pertanggung-jawaban MS tentang dampak aksi berburunya yang meresahkan masyarakat termasuk merusak keseimbangan alam/ekosistem, yakni; disatu sisi berakibat bebas merajalelanya hama tikus melahap tanaman jagung dan padi akibat semakin langka dan teracam punahnya predator tikus yaitu musang yang terus diburu dan dimangsa pemburu” pinta Wesly.
Sementara saat di telepon MS berulang kali untuk mengkonfirmasi lewat aplikasi WhatsApp, tidak mau mengangkat walau aktif dengan nada dering , dan dicoba konfirmasi dengan chat WhatsApp juga tidak ada respon dan jawaban.
Hingga berita ini di layangkan ke meja redaksi MS sampai saat ini belum juga bisa di komfirmasi.
(MS – red)
Editor: Redaksi
www.liputanmetrosumut.com