Simalungun, Liputan Metro Sumut – 07/03/2025
Praktik mafia BBM kembali mencuat! Kali ini, seorang pengawas SPBU di Kecamatan Raya diduga mencoba menyuap wartawan agar kasus penjualan Pertalite ilegal menggunakan jerigen tidak terungkap ke publik. Fakta ini diungkap oleh salah satu karyawan SPBU yang mengaku bahwa praktik ilegal tersebut berjalan mulus dengan tambahan biaya Rp10.000 per jerigen.
Lebih mengejutkan, karyawan tersebut bahkan dengan arogan menyatakan bahwa mereka tidak takut ditindak Aparat Penegak Hukum (APH). Keyakinan ini memunculkan dugaan kuat adanya “setoran” kepada oknum APH, sehingga pengelola SPBU merasa kebal hukum dan terus menjalankan bisnis haram mereka.
SPBU sebagai penyedia BBM bersubsidi seharusnya tunduk pada regulasi dan memastikan distribusi yang adil kepada masyarakat. Namun, jika praktik kotor seperti ini dibiarkan, maka masyarakat kecil yang berhak menikmati BBM bersubsidi justru semakin tertindas. Tidak hanya itu, negara pun mengalami kerugian besar akibat bocornya distribusi BBM bersubsidi ke jalur ilegal.
Ketika awak media mencoba mengonfirmasi hal ini, pengawas SPBU dengan enteng menanggapi, “Aman itu, Bang… Mari ngopi, Bang, kan kita bermitra.” Jelas terlihat bagaimana upaya suap dilakukan secara terang-terangan untuk meredam pemberitaan.
Tindakan ini bukan hanya bentuk penghinaan terhadap profesi jurnalis, tetapi juga bukti nyata bahwa mentalitas korupsi sudah mengakar kuat di lingkungan SPBU ini. Jika aparat penegak hukum tidak segera turun tangan, maka publik akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum yang seharusnya melindungi kepentingan rakyat.
Persoalan ini tidak bisa dibiarkan! Aparat penegak hukum, khususnya kepolisian dan Pertamina, harus segera bertindak dan mengaudit SPBU yang terindikasi melakukan pelanggaran ini. Jika tidak, maka patut dipertanyakan: apakah hukum hanya tajam ke rakyat kecil tetapi tumpul ke mafia BBM?
Hingga berita ini diterbitkan, tim redaksi menegaskan sikap: menolak segala bentuk suap dan tetap mengawal kasus ini hingga ada tindakan tegas dari pihak berwenang.
(Team)