Simalungun,liputanmetrosumut.com.30/04/2025
Pasar malam merupakan sebuah tradisi yang banyak digemari jjmasyarakat, tidak hanya sebagai tempat berbelanja tetapi juga sebagai sumber hiburan
Pasar Malam,atau sering disebut hiburan rakyat,dengan berbagai macam permainan diantaranya, Kora-kora(sampan goyang ), baling-baling keranjang, kuda putar, kereta api raksasa,kereta api kecil, balon raksasa, tong syetan, serta banyak permainan tebak-tebakan,,serta ketangkasan yang sudah pasti menggunakan tenaga listrik ratusan wat ,atau ribuan wat tenaga listrik yang berlokasi di lingkungan 4 kelurahan Sinaksak tanah lapang berdekatan dengan SPBU Sinaksak,,!Pasar malam Sinaksak yang mulai beroperasi sejak 18 April 2025 ini di ketahui warga pengunjung adalah milik iyan Gemok,alias Iyan botak penduduk Bandar Perdagangan.
Menurut biasa dan impormasi di lokasi sudah pasti dalam hiburan permainan pasar malam pastilah ada CV usaha tuk hiburan pasar malam ini,,walaupun impormasi pelaksana(panitia/penanggung jawab ) lapangan adalan Ramlan Damanik penduduk lingkungan 3 kelurahan Sinaksak kecamatan Tapian Dolog kabupaten Simalungun.
Demikian hal ini di katakan salah satu pengamat hiburan pasar malam yang juga tokoh masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya Selasa 29/4/2025 di sekitaran pasar malam.
Penting untuk kita ketahui bahwa sudah pasti juga peralatan mesin hiburan pasar malam memakai mesin genset dan tenaga listrik yang banyak selain untuk peralatan juga penerangan di sekitaran lingkungan pasar malam itu. Jadi dengan adanya hiburan pasar malam ini untuk jelasnya PAD nya.
Namun, belakangan ini muncul pertanyaan mengenai penggunaan listrik di pasar malam yang diadakan di Simaksak. Warga setempat merasa khawatir tentang transparansi dan akuntabilitas biaya yang dikeluarkan, digabungkan dengan dug
aan bahwa uang yang seharusnya digunakan untuk keperluan tersebut justru masuk ke kantong panitia.
Isu ini mencuat ketika warga mengetahui bahwa biaya penyewaan listrik yang dibebankan kepada para pedagang dan penyelenggara pasar malam terbilang cukup tinggi. Banyak yang beranggapan bahwa seharusnya ada pengelolaan yang lebih baik agar biaya tersebut tidak memberatkan pedagang kecil. Keberadaan listrik yang tidak konsisten selama acara berlangsung semakin menambah kekecewaan masyarakat. Dengan demikian, banyak yang mempertanyakan kemana sebenarnya aliran dana untuk kebutuhan listrik tersebut. Apakah benar semua dana itu digunakan untuk penyediaan listrik ataukah ada alokasi lain yang tidak jelas?
Pihak panitia hingga saat ini belum memberikan klarifikasi yang memadai terkait isu ini. Ketidakjelasan informasi dan komunikasi yang kurang baik membuat warga meragukan niat baik panitia dalam mengelola acara. Mereka mendesak agar ada transparansi dan laporan keuangan yang jelas agar masyarakat bisa memahami bagaimana dana tersebut digunakan, serta untuk memastikan bahwa pasar malam tetap menjadi ruang yang menyenangkan dan dapat diakses oleh semua kalangan.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya akuntabilitas dalam setiap acara publik, harapan besar tertuju pada panitia pasar malam untuk memberikan penjelasan. Jika tidak, bukan tidak mungkin kepercayaan masyarakat akan hilang dan pasar malam yang seharusnya menjadi tempat berkumpul dan bersenang-senang akan ternoda oleh isu-isu negatif semacam ini.(J.sinaga)